Badak Sumatera
Dana yang dikeluarkan untuk perlindungan spesies dalam rangka mendukung rad ini senilai hampir rp100 miliar untuk di sumatra dan sekitar rp16 miliar di kalimantan.
Badak sumatera. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam. Badak ini masih termasuk ke dalam genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Riki menegaskan yayasan kehati melalui program tfca sumatera dan tfca kalimantan memiliki program perlindungan spesies kunci yang ada di indonesia termasuk badak sumatra. Badak sumatera dicerorhinus sumatrensis merupakan satu dari lima spesies badak dunia yang hidup di hutan indonesia khususnya pulau sumatera dan pulau kalimantan saat ini keberadaan satwa ini di alam liar sangat terancam.
Sayangnya gaya hidup yang soliter dan kemampuan bereproduksi rendah membuat jumlah populasi satwa liar ini terus mengalami penurunan belum lagi usia kehamilan yang cukup lama. Badak sumatera akan mulai bereproduksi pada usia enam hingga tujuh tahun kemudian akan masuk masa tidak produktif pada usia 32 tahun. Panjang cula depan sekitar 15 25 cm sementara cula belakang lebih kecil dengan ukuran sekitar 10 cm. Perburuan badak sumatera untuk diambil culanya dan menyempitnya habitat hidup satwa liar ini menjadi faktor utama yang mengancam keberadaannya.
Untuk diketahui badak sumatera ini dianggap menarik karena spesies ini hanya satu satunya yang tersisa dari genus dicerorhinus dan termasuk salah satu dari lima spesies yang masih. Badak jawa atau badak bercula satu kecil rhinoceros sondaicus adalah anggota famili rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini memiliki panjang 3 1 3 2 m dan tinggi 1 4 1 7 m. Badak sumatera dicerorhinus sumatrensis merupakan salah satu spesies badak yang dipunyai indonesia selain badak jawa rhinocerus sondaicus.
Badak sumatera memiliki dua cula. Badak sumatera merupakan spesies langka dari famili rhinocerotidae yang dikenal juga sebagai badak berambut atau badak asia bercula dua dicerorhinus sumatrensis. Badak sumatera sumatran rhino juga merupakan spesies badak terkecil di dunia merupakan satu dari 5 spesies badak yang masih mampu bertahan dari kepunahan selain badak jawa badak india badak hitam afrika dan badak putih afrika. Badak sumatra yang pertama kali didokumentasikan ditembak di suatu daerah yang berjarak 16 km dari luar benteng marlborough dekat pesisir barat sumatra pada tahun 1793 gambar hewan tersebut dan penulisan deskripsinya dikirimkan ke joseph banks seorang naturalis yang kelak menjadi presiden royal society yang menerbitkan sebuah makalah tentang spesimen tersebut pada tahun yang sama.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah kepunahan badak sumatera bernama latin dicerorhinus sumatrensis. Keberadaan badak khas sumatera ini sulit terdeteksi karena umumnya. Tercatat populasi badak bercula dua di taman nasional gunung leuser aceh tersisa tidak lebih dari 30 individu. Cula pada badak betina lebih kecil dan lebih pendek daripada badak jantan.