Hidup Selibat
Tapi orang kristen pada abad pertama tidak hidup selibat.
Hidup selibat. Malah rasul paulus yang hidup pada zaman itu memperingatkan orang kristen terhadap mereka yang mengeluarkan ucapan ucapan terilham yang menyesatkan dan yang melarang untuk menikah. Selibat berasal dari kata latin caecibatus yang berarti hidup tidak menikah. Selibat bukan suatu pokok iman katolik melainkan tuntutan hukum gereja yang mengatur cita cita tentang hidup klerus katolik. Gereja katolik roma menuntut para imamnya untuk tidak menikah seumur hidup dan taat pada kemurnian pribadi dalam pikiran maupun dalam perbuatan.
Pilihan hidup ini meskipun bebas dianut oleh siapa saja sebagian besar dilakukan oleh kaum rohaniwan dari agama kristen terutama katolik dan biksu biksuni dari agama buddha sejumlah rohaniwan dari agama agama lain seperti agama. Baru pada abad kedua kehidupan selibat mulai masuk ke dalam gereja. Selibat adalah sebuah pilihan hidup yang bersumber dari suatu pandangan atau pemikiran tertentu yang memutuskan sang pribadi untuk memilih hidup tanpa menikah. Dalam tulisan dede wijaya tentang hidup selibat di gereja katolik dia dengan gegabah menuduh bahwa hidup selibat yang dijalani oleh rohaniwan katolik itu tidak alkitabiah.
Dia mengajukan argumentasi bahwa petrus yang dianggap sebagai paus yang pertama ternyata menikah. Krisis selibat mendesak gereja katolik untuk menjernihkan panggilan hidup para imam. 1 keseimbangan dan penguasaan diri 2 bentuk solidaritas bagi orang yang terpinggirkan 3 kematangan psikologis dan afektif. Keempat dikatakan bahwa keharusan untuk selibat menjauhkan para imam dari pengalaman hidup menghilangkan kekuasaan moral diri mereka sendiri di dalam lingkungan pastoral walaupun para pembelanya berargumen bahwa kekuasaan moral gereja justru dikembangkan oleh sebuah kehidupan yang sepenuhnya menyerahkan diri ke dalam imitasi kristus sebuah.
Setelah itu dede mengutip matius 19 12 lalu menyimpulkan bahwa kewajiban hidup selibat itu tidak alkitabiah sebab mestinya.