Siasat Yang Dilakukan Oleh Voc Dengan Cara Mengadu Domba Dinamakan

Tujuannya agar kerajaan kerajaan di indonesia menjadi lemah sehingga mudah dikuasainya.

Siasat yang dilakukan oleh voc dengan cara mengadu domba dinamakan. Perang padri adalah peperangan yang berlangsung di sumatra barat dan sekitarnya terutama di kawasan kerajaan pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. Membengkaknya biaya perang yang dikeluarkan oleh voc untuk mengatasi pemberontakan pemberontakan yang dilakukan rakyat indonesia di daerah daerah. Voc dalam menghadapi sultan ageng tirtayasa menggunakan politik devide et impera yaitu mengadu domba antara sultan ageng tirtayasa dengan putranya yang bernama sultan haji yang dibantu oleh voc. Perang padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai kaum padri.

Setelah voc kalah tentara inggris disingkirkan dari maluku dan tidore terbebas dari kekuasaan asing untuk sementara. Sultan ageng tirtayasa mengadakan perlawanan terhadap voc 1651 karena menghalang halangi perdagangan di banten. Siasat yang dipakai adalah mengadu domba antara tentara inggris dengan tentara voc. Politik pecah belah politik adu domba atau divide et impera adalah kombinasi strategi politik militer dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.

Taktik ini berhasil banyak uleebalang yang tertarik pada tawaran belanda. Cara melakukannya dengan politik devide et impera atau politik mengadu domba. Tertangkapnya s jamaludin oleh voc menyebabkan perang besar antara rakyat tidore yang dipimpin sultan nuku putera s. Voc lalu memberikan dukungan kepada kerajaan talo sehingga kerajaan talo menang pada tahun 1666.

Mengadu dombakan sesama bangsa indonesia atau antara satu kerajaan dengan kerajaan lain. Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan. Sultan hasanuddin lalu dipaksa menandatangani perjanjian bongaya 18 november tahun 1667. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan.

Perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan voc 6. Belanda menjanjikan kedudukan pada uleebalang yang bersedia damai. Berbagai cara yang dilakukan oleh sultan ageng tirtayasa membuat banten berkembang dengan pesat. Dan hal ini dimanfaatkan oleh voc dengan mengadu domba kedua kerajaan tersebut.

Dalam konteks lain politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar. Akibat kekuasaan voc yang cukup luas menyebabkan kebutuhan gaji pegawai semakin membengkak yang menyebabkan kebangkrutan.